Pesona Yang Menyatukan Hati (Renungan diri menyambut hari Guru Nasional 2022)
Oleh: Fitrihijriati
“ Opening Seremony World Cup dalam persepektif Dunia Pendidikan Saat ini”
Beberapa saat yang lalu kita disuguhkan dengan
pemandangan yang spektakuler dalam perhelatan akbar se jagat tahun ini, upaca
pembukaan piala dunia resmi bergulir dari bumi para nabi. Tepatnya di sebuah
negeri kaya raya dan berlimpah materi yang bernama Qatar. Kita tidak akan
berbicata panjang lebat tentang negeri itu. Namun kita akan melihat dan
berbicara banyak tentang upaca poembukaan yang telah berlangsung dan menyugguhkan pemandangan serta atraksi yang sangat
luar biasa kalau tidak bisa disebut dengan fenomenal.
Mengapa? tentu pertanyaan ini secara sadar akan kita ungkapkan karena
secara nyata kita telah menjadi saksi akan lahirnya sebuah
pagelaran seni sekaligus pagelaran budaya berbalut kesan religiusitas yang
dikemas dengan sangat apik dan menyentuh sisi kemanusiaan yang terdalam.
Bagaimana tidak, opening seremony itu menyuguhkan pemandangan yang tidak biasa.
Ketika seorang aktor dunia sekelas George
Freeman duduk dan melontarkan pertanyaan yang selintas biasa saja , maka kita takjub dan terus terang
saya pribadi berlinang airmata, ada keharuan yang amat mendalam ketika pertanyaan
tersebut dijawab dengan lugas oleh seorang penyandang disabiltas bersumber pada bukti otentik dan tidak dapat
dipungkiri Al Qur’an surah Al Hujurat ayat 13. Jawaban Ghulam Al Muftah telah
menohok kita, semua yang hadir maupun
yang hanya menyaksikan dari layar kaca mengakui dan menyelami akan kebenaran mutlak yang dikemukakan seorang
youtuber, pengusaha, pemilik berbagai usaha yang bergerak tidak hanya di dunia
hiburan namun juga di dunia pendidikan.
Yayasan dan organisasi yang didirikannya telah
membantu ribuan yatim piatu di negerinya tersebut. Dan juga orang-orang yang
memiliki kekurangan seperti dirinya. Tidak salah jika FIFA memilihnya menjadi
Brand Ambasador untuk perhelatan world Cup tahun ini. Berbagai sIsi menarik
tentang seorang Ghulam Al Muftah menjadi sangat fenomenal dan berita tentangnya
menjadi trending topik di berbagai belahan dunia. Pada penampakkannya tergambar jelas bahwa seseorang
yang memiliki ketrbatasan seperti dirinya mampu menjadi ikon perhelatan akbar
sekaliber world cup yang merupakan salah
satu even yang dipuja oleh hampir seluruh penduduk dunia. Sekarang mari kita membawa pola pikir
kita dalam persepektif dunia pendidikan saat ini. Jika seorang Ghulam Al Muftah
adalah seorang Siswa, maka sungguh berhasil seorang Guru yang telah mendidik,
membimbing Ghulam untuk dapat berbicara di tengah jutaan pendududk bumi yang
menyaksikannya baik langsung maupun
tidak langsung.
Bagaimana seorang Ghulam memiliki keberaniaan
untuk menjadi super star di tengah dikotomi yang ada di benak orang-orang yang
merasa mampu dengan kesempurnaan yang dimiliki. Maka mari kita tengok kembali
kelas kita, siswa kita , apakah kita sebagai guru sudah memberikan ruang yang
seluas-luasnya untuk mereka menunjukkan kemampuan. Keterampilan, minat dan
bakatnya secara maksimal? Sudahkah kita mendampingi dan menuntun mereka secara utuh dan menyeluruh dalam membersamai mereka saat ini ?
Sudahkan kita memberi mereka perhatian penuh saat
kondisi mereka dalam keterbatasan dan keterpurukkan? Pertanyaan demi pertanyaan
itu menyatu mencari jawaban pada langkah-langkah kita selaku guru, kemarin,hari
ini dan di masa yang akan datang. Mari kita merenungi kembali apa yang telah
dan yang akan kita persembahkan untuk murid-murid kita agar mereka mampu dan
berhasil menjadi pribadi yang kuat , kokoh,mandiri dan membanggakan tidak hanya
untuk diri mereka sendiri namun juga membanggakan negeri tercinta , Indonesia. Sudah selayaknya
kita belajar dari sosok mseorang Ghulam Al Muftah yang menjadi sosok inspiratif
di tengah keterbatasannya sebagai penyandang disabilitas.
Namun keterbatasannya tersebut tidak mampu
membatasi semua aktivitas dan gerak langkahnya sebagai manusia dan pribadi yang
mandiri. Perlu diketahui bahwa Ghulam al Muftah juga menekuni olahraga-olahraga
ekstrem yang biasanya hanya mampu dilakoni oleh manusia normal . Namun sekali
lagi , Seorang Ghulam Al Muftah mampu menjawab semua keraguan yang dialamatkan
kepadanya dengan sempurna. Tidak salah jika kita belajar banyak hal dari
seorang Ghulam Al Muftah tentang keuletannya, kemandiriannya, inovasi dan
kreativitas yang ditunjukkannya sampai pada hal yang paling mendasar yaitu rasa
percaya diri yang sangat besar yang dimilikinya. Tidak heran jika hari ini,
murid-murid saya sangat ingin mengenal dan memahami siapa sosok Ghulam Al
Muftah. Dan satu hal yang perlu dicatat bahwa Opening Seremony World Cup tahun
ini telah mampu memberi dan menginspirasi banyak orang di seluruh dunia untuk
bangkit dan tampil dengan segala kemampuan dan keterbatasan. Dampak positif ini
telah menaburkan banyak harapan untuk
pendidikan kita di masa-masa mendatang. Selamat Hari Guru Nasional 2022,
Mari mendidik dengan hati, hati-hati dan Sepenuh hati.
Penulis adalah Guru Penggerak
Kota Bima, Kepala Perpustakaan SMP Negeri 3 Kota Bima
Salam hangat dari Spenti , bumi oi tua Kota Bima. 24 November 2022